Bendera Dirobek, Jepang-China Tegang

Japan and China

"Bendera nasional menunjukkan martabat suatu negara," kata Menteri Luar Negeri Jepang, Koichiro Gemba. "Ini prinsip hukum internasional yang harus Anda hormati."

Perobekan bendera Jepang dari mobil diplomatik yang tengah membawa Dubes Jepang di China, Senin (27/8) kemarin, seperti mengipasi ketegangan antara Negeri Sakura dengan Negeri Tirai Bambu. Menteri Luar Negeri Jepang, Koichiro Gemba menyebut insiden ini sebagai 'sangat disesalkan'.

Insiden bendera merupakan salah satu buntut dari demonstrasi anti-Jepang yang kian mewabah di China, berkaitan dengan sebuah pulau di Laut Timur China, yang di China disebut sebagai Pulau Diaoyu, atau Pulau Senkaku (sebutan di Jepang). "Bendera nasional menunjukkan martabat suatu negara," kata Gemba kepada wartawan di Tokyo, Selasa (28/8) ini, "Ini prinsip hukum internasional yang harus Anda hormati."

Gemba akan mengirim utusan untuk menyampaikan surat protes kepada Presiden China Hu Jintao. "Tokyo protes keras dan menuntut langkah-langkah pencegahan, serta penyelidikan atas kasus itu," katanya. Dia menolak menguraikan isi surat itu, tapi ia menegaskan surat itu merupakan kesempatan baik untuk mengatasi hubungan yang telah memburuk.

Menurut kedutaan Jepang, Duta Besar Jepang untuk Beijing, Uichiro Niwa tidak terluka, dan mobil diplomatiknya pun tidak rusak.

Di China, kendaraan diberi pelat nomor khusus, tetapi hanya mobil duta besar yang lazimnya membawa bendera nasional.

Gemba menyatakan Beijing akan mencoba melacak orang yang menjambret bendera dari mobil diplomatik. nya. "China memberitahu kami bahwa mereka akan menangani kasus ini secara ketat, dan mereka akan mengambil tindakan untuk menjamin keamanan warga dan perusahaan Jepang di Cina."

Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Tsuyoshi Yamaguchi diperkirakan akan berangkat ke Beijing Selasa (28/8) ini dan menyampaikan surat dari Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda kepada Hu.

Ketegangan antara Jepang dan China meletik awal bulan ini setelah para aktivis pro-Beijing mendarat di salah satu pulau yang disengketakan, yang dikuasai oleh Jepang. Mereka ditangkap oleh pemerintah Jepang dan dideportasi.

Ribuan warga Tionghoa telah memprotes selama dua pekan terakhir, di 20 kota. Unit usaha Jepang, restoran dan mobil-mobil Jepang menjadi sasaran kemarahan warga China di beberapa kota.

Mike Portal | sumber : beritasatu.com

Love to hear what you think!