Empat Wanita Cantik Tiongkok 四大美人

Empat Wanita Cantik Tiongkok 四大美人

Mike PortalDalam sejarah Tiongkok, Empat Wanita Cantik (Hanzi : 四大美人; pinyin : si da mei ren; kadang ditulis Hanzi : 四大美女; pinyin : si da mei ni) adalah empat wanita yang pada zaman dahulu terkenal karena kecantikannya. Walaupun nama mereka ada yang tercatat dalam sejarah tertulis, namun kisah mereka banyak yang sudah tercampur dengan cerita atau legenda rakyat. Menurut ceritanya, mereka adalah wanita-wanita yang paling cantik pada zaman nya di Tiongkok dulu.

Bukan hanya cantik, tetapi mereka juga memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah. Mereka menjadi terkenal terutama karena pengaruh kecantikan mereka terhadap para raja atau kaisar penguasa. Pengaruh mereka bahkan bisa menyebabkan keruntuhan dan perubahan pemerintahan. Walaupun begitu, kebanyakan kisah hidup mereka diakhiri dengan kesedihan ataupun tragedi; bahkan menyebabkan penderitaan bagi rakyat. Kecantikan tidak menjamin membawa kebahagiaan.

Empat wanita cantik hidup di empat dinasti yang berbeda, masing-masing terpisah selama ratusan tahun, dan memiliki kisah cerita yang berbeda-beda. Ke Empat Wanita Cantik ini adalah :


1. Xi Shi (西施)


Xi Shi hidup pada tahun 560 SM adalah salah satu tokoh dari empat wanita tercantik Tiongkok di penghujung Zaman Musim Semi dan Gugur 春秋(zaman penghujung Dinasti Zhou). Ia dilahirkan di sekitar Kuaiji (會稽), wilayah Zhejiang sekarang dengan nama Shi Yikuang (施夷光). Ia dipanggil Xi Shi karena ia tinggal di dusun bermarga Shi yang letaknya di sebelah barat dusun tetangga. Diceritakan bahwa Xi Shi tinggal Zhuji, ibukota negara Yue pada zaman musim semi dan musim gugur.

Saking cantiknya dia, dikatakan bahwa ikan-ikan juga nenenggelamkan/menyembunyikan diri karena malu saat dia sedang mencuci pakaiannya di sungai. Di kala itu negara Yue menjadi bawahan negara Wu dan harus membayar upeti karena kalah perang. Raja negara Yue, Gou Jian, yang pernah juga ditawan karena kalah perang, diam-diam merancang rencana pembalasan dengan siasat wanita cantik. Menteri negara Yue, Fan Li, kemudian mempersembahkan Xi Shi dan Zhen Dang (wanita lain) kepada Fu Chai, raja negara Wu pada tahun 490 SM.

Siasat wanita cantik itu berhasil, Fu Chai melupakan urusan pemerintahan negara dan membunuh penasehatnya sendiri, Wu Zixu yang mengkritik Fu Chai. Fu Chai bahkan menghamburkan sumber daya untuk mendirikan sebuah istana khusus untuk wanita-wanita cantiknya yang semakin memperlemah negara Wu. Tahun 473 SM, raja Gou Jian (negara Yue) menaklukkan tentara negara Wu. Fu Chai raja Wu kemudian bunuh diri.

Setelah Wu takluk, konon Gou Jian raja Wu memerintahkan Xi Shi untuk ditenggelamkan ke dalam danau agar dia tidak mengalami nasib seperti Fu Chai raja Wu yang mabuk akan kecantikan Xi Shi. Pada kisah lain diceritakan bahwa setelah Wu takluk, Fan Li pensiun dan membawa Xi Shi untuk hidup bersama dirinya. Fan Li kemudian mengganti namanya menjadi Tao Zhu Gong dan menjadi pengusaha yang sukses dan kaya raya.



2. Wang Zhaojun (王昭君)


Wang Zhaojun (nama lain Wang Qiang) hidup pada abad ke 1 Masehi, pada masa dinasti Han berkuasa. Ia adalah satu dari empat wanita cantik Tiongkok. Kecantikannya dikatakan dapat menjatuhkan burung-burung yang sedang terbang. Ia dilahirkan dalam keluarga berada di daerah yang sekarang terletak di kabupaten Xingshan, provinsi Hubei di wilayah selatan kerajaan Han barat. Dalam perjalanannya ke Xiongnu ia pun terkenal memakai jaket bulu sambil memetik alat musik pipa dan menunggang keledai. Gambaran inilah yang identik dengan Wang Zhaojun.

Pada tahun 38 M, Kaisar Yuan Di mengeluarkan maklumat kekaisaran untuk mengundang gadis-gadis cantik dari seluruh negeri ke istana. Dua tahun kemudian, sekitar tahun 40 Masehi, Wang Zhaojun dipanggil masuk dalam istana untuk melayani kaisar Yuan (Liu Shi) sebagai selir. Selama di istana, Wang Zhaojun tidak pernah sekalipun dikunjungi (dalam arti melayani/berhubungan seksual) oleh kaisar. Hal ini diceritakan karena kaisar memiliki selir baru yang akan melayaninya dengan cara melihat melalui lukisan wajah yang dibuat oleh seniman Mao Yanshuo. Wang Zhaojun konon tidak bersedia menyuap pelukis istana itu untuk melukisnya dengan cantik, sehingga si pelukis lalu melukisnya dengan jelek. Akibatnya kaisar menyangka bahwa Wang Zhaojun adalah wanita jelek dan tidak memilihnya.

Pada waktu itu terjadi konflik berkepanjangan antara kerajaan Han barat dengan suku Xiongnu (terutama Xiongnu barat). Suatu ketika pemimpin Xiongnu timur yang bersekutu dengan Han, Huhanye, datang ketiga kalinya Chang’an dalam rangka kunjungan penghormatan. Huhanye lalu meminta agar dia bisa menjadi menantu kekaisaran. Permintaannya tidak diluluskan, akan tetapi Huhanye diberikan kompensasi berupa selir-selir kaisar (terutama yang tidak dikunjungi kaisar). Wang Zhaojun adalah salah satu di antara mereka yang diberikan kepada Huhanye.

Dituliskan dalam Hou Han Shu, Wang Zhaojun sendiri secara sukarela mengajukan diri untuk dikirim ke Xiongnu karena dia kecewa menunggu. Lalu, kaisar Yuan yang baru pertama kalinya bertemu dengan Wang Zhaojun tertegun akan kecantikannya dan sangat menyesal bahkan sempat mempertimbangkan kembali keputusan untuk memberikan Wang Zhaojun kepada Huhanye. Namun akhirnya kaisar Yuan merelakan Wang Zhaojun demi persekutuan Han dan Xiongnu.

Wang Zhaojun kemudian menjadi selir kesayangan Huhanye dan melahirkan dua pangeran dan satu putri. Setelah Huhanye meninggal, Wang Zhaojun memohon agar dapat kembali ke China daratan, namun permohonannya ditolak kaisar Cheng (Liu Ao). Kaisar Cheng malah memerintahkan agar dia mengikuti tradisi Xiongnu untuk menikah dengan pemimpin Xiongnu berikutnya, putra tertua Huhanye. Dalam pernikahannya yang kedua, dia melahirkan 2 putri. Wang Zhaojun pun membantu Huhanye dalam mengembangkan kerajaan Xiongnu, maka itu orang Xiongnu sangat menghormati Wang Zhaojun.

Dalam legenda lain, diceritakan setelah permohonannya untuk kembali ke daratan ditolak kaisar Cheng, Wang Zhaojun bunuh diri sebagai upaya untuk menolak menikah lagi dengan anaknya sendiri. Karena Wang Zhaojun, selama sekitar 60 tahun terbentuk perdamaian antara Han dan Xiongnu. Pemerintah Tiongkok sekarang mempergunakan Wang Zhaojun sebagai simbol persatuan antara etnis Han dengan etnis minoritas lainnya.



3. Diao Chan (貂蟬)


Diao Chan dikabarkan lahir pada tahun 161 atau 169 Masehi, merupakan salah satu dari empat wanita cantik yang tercatat dalam sejarah kuno Tiongkok. Berbeda dengan ketiga wanita cantik lainnya, ia tidak tercatat dalam buku sejarah maupun catatan manuskrip apapun; ia bahkan dianggap sebagai tokoh fiksi yang dibuat oleh penulis novel Luo Guanzhong dari Dinasti Ming.

Dikatakan bahwa kecantikan Diao Chan dapat membuat awan-awan menutupi bulan purnama. Maksudnya kecantikan Diao Chan menutupi kecantikan bulan purnama. Diao Chan adalah pelayan Wang Yun yang telah dianggap seperti anak kandung sendiri. Wang Yun lalu memakai siasat wanita cantik dengan persetujuan Diao Chan sendiri untuk memecah-belah Dong Zhuo yang saat itu berkuasa sewenang-wenang dengan Lu Bu, panglima andalan sekaligus anak angkat Dong Zhuo sendiri.

Diao Chan juga dikabarkan muncul dalam sebuah Roman Kerajaan Tiga – Sam Kok (sebuah novel yang ditulis oleh Luo Guanzhong dari Dinasti Ming). Ia diceritakan membantu perwira Wang Yun dalam membujuk ksatria Lu Bu untuk membunuh seorang tiran, Dong Zhuo. Dalam upaya pembunuhan tersebut mengharuskan Diao Chan menjadi salah satu gundik/selir Dong Zhuo, walaupun sebenarnya ia adalah kekasih Lu Bu. Ia berhasil membuat keduanya cemburu dan saling bersaing hingga ke dalam sebuah pertempuran, misi Diao Chan saat itu pun dianggap berhasil.



4. Yang Guifei (楊貴妃)


Yang Guifei (nama lain Yang Yuhuan; Hanzi : 楊玉環) hidup pada tahun 719-756 Masehi, berasal dari Huayin, Hongnong. Ia hidup pada masa Dinasti Tang berkuasa. Dia menjadi yatim piatu pada usia yang terbilang muda. Ia kemudian tinggal bersama pamannya di Henan. Pada bulan 11 tahun ke 22 periode Kaiyuan (734 M), ia dijadikan selir Pangeran Shou, anak dari Kaisar Xuanzong, dari Dinasti Tang. Ia dikabarkan memiliki kecantikan yang membuat keanggunan dan pesona berbagai bunga tidak ada artinya. Ia adalah salah satu dari empat wanita tercantik dalam sejarah Tiongkok. Konon kecantikannya membuat bunga yang sedang mekar pun menjadi malu.

Yuan Guifei merupakan istri yang dicintai oleh Raja Tang, Kekaisaran Xuanzong. Ia terkenal akan hubungannya dengan Li Longji (Kaisar Xuanzong dari Tang), yang sebenarnya adalah mertuanya. Ia kemudian menjadi salah satu wanita terkuat di istana selama sejarah Tiongkok, tapi kemudian di esksekusi karena Pemberontakan Anshi yang memprotes kekuasaan keluarga Yang, terutama Yang Guozhong, sepupu Yang Guifei yang juga menjadi Perdana Menteri Tang pada saat itu. Meski demikian, ia adalah seorang “dewi” yang cantik, yang pernah hidup dalam mitologi Tiongkok.


Love to hear what you think!