Disebutkan bahwa AS dan sejumlah negara Barat menggunakan wabah Ebola untuk memperluas kehadiran militer mereka di negara kaya tambang mineral Afrika, guna menjegal perluasan peran Cina di seluruh benua itu serta menawarkan kesempatan kepada perusahaan farmasi mereka untuk meraup keuntungan dari pembangunan dan penjualan obat-obatan potensial.
Dr Cyril Broderick, seorang ilmuwan Liberia menuding Departemen Pertahanan AS (DoD) terlibat dalam pendanaan uji coba Ebola pada manusia yang dimulai hanya beberapa pekan sebelum pecahnya Ebola di Sierra Leone dan Guinea Januari lalu.
Menurut Broderick, mantan profesor Patologi Tanaman di Universitas Liberia yang juga mengajar selama bertahun-tahun di Fakultas Pertanian di sebuah Universitas yang berbasis di Delaware AS, Pentagon telah memberikan kontrak senilai 140 juta USD kepada perusahaan farmasi Kanada, tekMIRA, untuk melakukan penelitian Ebola, yang melibatkan "penyuntikan virus mematikan Ebola kepada manusia yang sehat."
"Oleh karena itu, DoD terdaftar sebagai pihak pertama yang bekerjasama dalam percobaan klinis Ebola, yang dimulai pada Januari 2014 sebelum epidemi Ebola diumumkan di Afrika Barat pada bulan Maret," tulis Broderick dalam artikel pada 9 September di koran online Liberia Observer Daily.
"Mengganggu," tambahnya, "banyak laporan juga menyimpulkan bahwa pemerintah AS memiliki laboratorium penelitian virus demam bioterorisme di Kenema, sebuah kota di pusat wabah Ebola di Afrika Barat."
Pemerintah AS telah lama melakukan eksperimen penyakit mematikan terhadap manusia.
Tweet |