Sejak 1970-an, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sudah menyatakan niatnya untuk mengoperasikan kapal induk, sekaligus membangun kapal induknya sendiri. Pada tanggal 7 Juni 2011, Kepala Staf Umum PLA, Chen Bingde, menegaskan bahwa China sedang membangun kapal induk sendiri. Namun ia menyatakan tidak akan memberikan rincian lebih lanjut hingga kapal induk ini selesai.
Untuk membuat kapal induk, galangan kapal China Changxingdao mengadopsi teknologi konstruksi modular dari barat, yang berarti China akan membangun lambungnya dalam beberapa bagian. Bagian-bagian lambung ini kemudian dilekatkan bersama-sama, lalu diturunkan ke air dan setelahnya baru menambah suprastruktur dan seluruh peralatan. Sistem semacam ini memang dinilai lebih efisien.
Informasi menyebutkan bahwa kapal induk yang sedang dibangun China ini adalah Tipe 089 yang berbobot 50.000-60.000 ton dan dijadwalkan selesai pada 2015. Sukhoi Su-33s (varian untuk AL) sepertinya menjadi pesawat tempur yang paling mungkin bagi China untuk diterbangkan dari kapal induk ini. Namun jangan lupa bahwa China juga mengembangkan pesawat tempur versi angkatan lautnya sendiri yaitu, Shenyang J-15. Pesawat tempur China ini sudah berhasil diuji coba mendarat dan lepas landas di kapal induk pertama milik China Liaoning.
Liaoning sendiri adalah kapal induk 67.500 ton pertama China yang ditugaskan untuk Angkatan Laut PLA. Awalnya ini adalah kapal induk untuk Angkatan Laut Uni Soviet yang bernama Admiral Kuznetsov. Di tangan Uni Soviet, kapal induk ini baru selesai 30 persen dan kemudian teronggok di Ukraina tanpa pernah operasional. Kapal ini kemudian dibeli oleh China pada tahun 1998 dan diderek ke galangan kapal Dalian di China. Saat dijual, semua peralatan militer dan propulsinya dilucuti. Setelah dibangun kembali oleh China dengan usaha yang keras dan lama dan selesai menjalani uji coba laut, akhirnya kapal induk ini benar-benar ditugaskan untuk Angkatan Laut PLA pada tanggal 25 September 2012 dengan nama Liaoning.
Usaha Keras China untuk Membangun Kapal Induk Sendiri
Sejak tahun 1985, setidaknya China telah mengakuisisi 4 kapal induk bekas (pensiun) untuk dipelajari, yaitu HMAS Melbourne Australia, Minsk, Kiev dan Varyag bekas Uni Soviet. Selain membeli kapal-kapal induk bekas tersebut, Angkatan Laut PLA juga membeli desain kapal induk asing. Salah satu contoh adalah pembelian desain kapal induk dari Empresa Nacional Bazan Spanyol yaitu SAC-200 (23.000 ton) dan SAC-220 (25.000 ton). Negosiasi terjadi pada tahun 1995-1996 dan cukup alot. Spanyol akhirnya hanya berani menjual sebagian konsep desain kapal induk tersebut ke China dengan mahar beberapa juta dolar.
Setelah membeli desain tak lengkap kapal induk dari Spanyol. Pada akhir 90-an, perusahaan desainer kapal perang Rusia, Nevskoye, menyelesaikan sebuah desain kapal induk pesanan China. Namun baik pihak Rusia maupun China tidak menyebutkan berapa harga untuk desain ini. Keduanya juga tidak menyebutkan apakah China merasa puas atau tidak dengan desain ini. Namun tetap saja, beberapa tahun setelah itu masih belum ada juga kapal induk yang dibangun sendiri oleh China karena kemampuan industrinya untuk membangun kapal induk kala itu masih terbatas.
Sebuah cetak biru lengkap desain kapal induk asing juga diperoleh China yaitu ketika membeli kapal induk Kiev yang dinonaktifkan di era Soviet. Rusia dan China juga tidak mengungkapkan berapa harga untuk desain ini.
Satu cetak biru kapal induk lengkap lainnya juga diperoleh China ketika membeli kapal induk Varyag eks Uni Soviet dan ini merupakan pembelian desain terbaru. Desain kapal induk ini ada di tangan Ukraina (bekas Uni Soviet) dan menawarkan ke China seharga 18 juta dolar, namun kemudian Ukraina meminta tambahan 2 juta dolar karena alasan tertentu dan China pun setuju. Sepertinya desain inilah yang benar-benar diinginkan China untuk memulai pembangunan kapal induk sendiri seiring pula dengan bangkitnya industri China.
Alasan China Membangun Kapal Induk
Beberapa laporan menyebutkan bahwa kapal induk yang dibangun China saat ini bertenaga nuklir, namun Departemen Pertahanan AS dalam pernyataannya tidak menyebutkan kapal induk ini bertenaga nuklir.
Seorang peneliti senior dari Akademi Ilmu Pengetahuan Militer China mengatakan bahwa setidaknya China membutuhkan tiga kapal induk. "Jika kita melihat tetangga kita, India akan memiliki tiga kapal induk pada tahun 2014 dan Jepang akan memiliki tiga kapal operator pada tahun 2014. Jadi saya pikir jumlah (kapal induk) untuk China tidak boleh kurang dari tiga agar kita dapat membela hak-hak dan kepentingan maritim secara efektif."
Kini Beijing membangun armada perang lautnya tidak lain adalah untuk mengembalikan kehormatannya yang "hilang" selama berabad-abad di tangan kekuatan-kekuatan imperialis. Beijing berusaha mengimbangi AS dan menegaskan kepentingannya (dengan Angkatan Laut) di kawasan maritim Asia.
Hal yang pertama China lakukan untuk itu adalah membeli dan membangun kembali kapal induk Liaoning dari Rusia. Kapal induk Liaoning memang belum bisa disejajarkan dengan kapal-kapal induk bertenaga nuklir milik AS. Namun untuk pembangunan kapal induk pribumi pertama ini, China pasti melakukan lompatan teknologi. Analis menilai kapal induk yang sedang dibangun China ini berbasis/meniru Liaoning (Varyag) namun pasti dengan penyempurnaan yang jauh lebih baik dan kemungkinan bertenaga nuklir cukup besar mengingat China sudah menguasai teknologi nuklir.
Kita berharap Indonesia juga bisa melakukan apa yang China lakukan ini. Mungkin belum untuk kapal induk, karena memang saat ini kita belum memerlukannya (pulau kita tersebar untuk basis-basis pertahanan, kecuali untuk ekspansi) tapi untuk teknologi kapal perang atau alutsista lain.
Tweet |