The Innocence of Islam: Film Penuh Kontroversi yang Cenderung Anti Islam

The Innocence of Islam

Mike PortalFilm The Innocence of Islam yang disutradarai Sam Bacile, seseorang yang ditengarai sebagai seorang Yahudi Israel, mengundang kontroversi. Film yang isinya berkebalikan dengan judulnya ini telah menimbulkan protes luar biasa di Mesir dan Libya. Dalam demonstrasi berujung penyerangan di Libya, empat orang Amerika tewas, termasuk duta besar Christopher Stevens.

The Innocence of Islam besutan Sam Bacile ini mengundang reaksi keras dari umat Islam. Dalam film yang kualitas akting dan gambarnya cukup mengecewakan ini, Nabi Muhammad saw. digambarkan sebagai lelaki hidung belang, pedofilia, dan penyuka sejenis. Jika melihat bagaimana filmnya saja kita mungkin akan langsung mempertanyakan untuk apa saja dana sebesar 5 juta dolar yang konon dikeluarkan demi film ini.

Sang sutradara, Sam Bacile, tidak diketahui keberadaannya. Ia sangat misterius, tidak memiliki ‘jejak’ di Holywood, plus sebelumnya tidak pernah terkait dengan film ataupun serial televisi apa pun. Ada kemungkinan bahwa ia seorang Israel yang tinggal di Amerika Serikat seperti yang dituturkan oleh produser film dan para aktor film. Namun, kemungkinan lain adalah, sosok ini tidak nyata. Alias, Sam Balice hanyalah nama samaran.

Cindy Lee Garcia

Sementara itu, para pemeran film ini sendiri, mengaku tak tahu menahu bahwa hasil akhir film The Innocence of Islam akan jauh berbeda daripada yang digariskan pada awalnya. Sebagai contoh Cindy Lee Garcia, salah satu aktris film ini, yang menegaskan, dalam konsep, film ini berjudul Desert Warriors dan tidak berkisah tentang agama apa pun.

Awalnya, film ini mengambil setting Mesir sekitar 2000 tahun lalu dan tak ada apa pembicaraan apa pun seputar Nabi Muhammad saw. atau Islam. Para pemeran film The Innocence of Islam sendiri sudah membuat pernyataan via CNN bahwa mereka sangat kecewa dengan perubahan total isi film oleh Sam Bacile.


Efek film ini sangat besar. Apalagi ketika mendengar bahwa Sam Bacile adalah seorang Israel beragama Yahudi, yang menggunakan film The Innocence of Islam sebagai propaganda untuk membantu negaranya sekaligus ‘mengungkap sisi lain Islam’. Bukan tidak mungkin, status sang sutradara ini –yang belum diketahui siapa sebenarnya— sengaja diciptakan sedemikian rupa hanya demi memancing reaksi panas dari umat Islam.

Seluruh muslim di dunia memprotes keras dan terjadi demonstrasi yang berujung kekerasan di Libya. Christopher Stevens, duta besar Amerika Serikat di sana, beserta tiga orang lain tewas akibat demonstrasi tersebut. Amerika Serikat menengarai bahwa demonstrasi ini dibonceng Al-Qaeda dan sebagai ‘reaksi’, Negeri Paman Sam mengirimkan dua kapal perang beramunisi penuh ke Libya.

Admin:
Saya bukan muslim tapi saya sangat tidak setuju dengan film ini yang menghina agama islam. Jangankan media, dalam kehidupan sosial saja sudah tidak diperbolehkan. Jika dibaca teliti sepertinya film ini sengaja dibuat untuk membuat negara muslim marah dan menyerang pihak barat dengan begitu negara-negara barat seperti AS dan sekutunya Israel akan mendapatkan alasan untuk melakukan invasi/menyerang negara di timur tengah sebab setelah satu dubes dan tiga warga AS di Libya tewas, AS langsung mengirim 2 kapal perang ke Libya. [Hanya sekedar asumsi pribadi]

Love to hear what you think!