Sebagaimana laporan kantor berita Reuters dengan mengutip kantor berita China Xinhua, Jumat (24/10), Menhan China Chang Wanquan mengatakan kepada Rear Admiral Habibollah Sayyari bahwa angkatan perang kedua negara telah “terlibat hubungan baik berupa saling mengunjungi, pelatihan personil militer, dan beberapa bentuk kerjasama lain dalam beberapa tahun terakhir.”
“Saling tukar kunjungan antara kedua negara telah memberikan dampak positif, dan kapal-kapal perang kedua negara berhasil melakukan saling kunjung,” kata Chang seperti dikutip Xinhua.
“Chang … menekankan keinginan China untuk bekerjasama dengan Iran meningkatkan kerjasama saling menguntungkan dan memperkuat hubungan militer,” tulis Xinhua.
Xinhua juga mengutip pernyataan Sayyari yang mengatakan bahwa Iran berkepentingan hubungan yang erat dengan China dan “siap untuk meningkatkan hubungan bilateral, khususnya di bidang kelautan”.
Sementara itu media resmi militer China Army Daily secara terpisah melaporkan bahwa Sayyari telah diajak mengunjungi kapal-kapal perang dan kapal selam China diman ia “mendengarkan penjelasan tentang peralatan dan kemampuan kapal-kapal itu”.
Pada tanggal 20 September lalu, untuk pertama kalinya 2 kapal perang China berlabuh di pangkalan laut Iran di Bandar Abbas dan terlibat dalam latihan militer berama Iran di Teluk Persia.
China dan Iran memiliki hubungan bisnis yang kuat karena kebutuhan China atas minyak-minyak Iran dan kebutuhan Iran atas pasar minyaknya yang menciut akibat sanksi negara-negara barat. Sebaliknya, China pun berkepentingan untuk menunjukkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.
China juga telah banyak membantu pengembangan persenjataan rudal-rudal Iran. Salah satu senjata canggih Iran yang diadopsi senjata China adalah rudal ballistik anti-kapal Khalij Fars, yang mengadopsi rudal Dongfeng China. Sebaliknya Iran disebut-sebut telah membagikan informasi persenjataan canggih AS yang dimilikinya kepada China, termasuk pesawat tanpa awak Santinel yang berhasil ditangkap Iran 2 tahun lalu.
Tweet |