Belajar Tentang China dari Berbagai Hal

Belajar dari Etnis Tionghoa

Mike PortalSejak dahulu, China merupakan negara yang mampu bertahan dalam berbagai kondisi masyarakat. Itulah sebabnya, masyarakatnya bisa bertahan di berbagai negara, dan berkembang biak hampir di seluruh penjuru dunia.

Berbagai keunikan negara tersebut tidak hanya terbentuk karena etnik budayanya, tapi juga karena berbagai filosofi yang membuat kehidupan mereka selalu membuat iri banyak masyarkat di dunia.

Banyak hal bisa dipelajari dari masyarakat etnik China. Mulai dari cara mereka bertahan hidup, melakukan usaha perdagangan, mengasah kepiawaian mereka dalam berbagai seni, sampai perilaku yang baik terhadap orang tua mereka.

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai berbagai hal tentang China dari sudut pandang sosial dan budayanya sehingga kita sebagai masyarakat yang juga punya nilai sosial dan budaya yang tinggi bisa mencontoh usaha mereka untuk selalu menghidupkan nilai-nilai tersebut di mana pun mereka berada.

Sistem Perekonomian Masyarakat China

Seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu faktor yang mmebuat masyarakat etnik China bisa bertahan di berbagai negara dan kondisi adalah kemampuan mereka dalam mengasah sistem perekonomian.

Meskipun termasuk ke dalam negara dengan jumlah rakyat terbesar di dunia, tapi kebanyakan keturunan China bisa bertahan selama bertahun-tahun di negara lain, baik untuk berlibur atau berpariwisata, belajar, maupun untuk berdagang.

Satu di antara beberapa hal yang membuat mereka bisa bertahan dan maju dalam bidang ekonomi adalah kegigihan mereka dalam menjalankan bisnis tanpa ragu-ragu dan tidak mengambil risiko yang besar.

Mereka cenderung memilih mengambil laba yang sedikit namun digandrungi banyak konsumen ketimbang laba yang banyak dan berisiko untuk tidak dipadati konsumen. Ketidakserakahan inilah yang menjadi kunci utama suksesnya perdagangan masyarakat China di berbagai negara.

Mereka juga cenderung terbuka terhadap para konsumen sehingga konsumen tersebut merasa betah berlama-lama dengan mereka, walaupun hanya sekadar untuk berbincang-bincang.

Oleh sebab itu, kita juga bisa mencontoh sistem perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat China dengan mengambil keuntungan yang sedikit, namun diberkati banyak konsumen.

Nilai Seni Masyarakat China

Seni Budaya Tionghoa

Berbicara tentang China memang selalu menarik. Apalagi jika kita termasuk ke dalam kelompok orang yang sangat menyukai seni.

Masyarakat China cenderung menganggap seni sebagai filsafat hidup. Oleh sebab itu, mereka bisa menghasilkan beragam seni dengan sangat indah. Dari mulai seni musik, seni lukis, seni sastra, sampai seni bela diri pun mereka anggap sebagai bagian dari filsafat hidup yang harus diteladani dan ditafakuri dengan saksama.

Mereka tidak berekspektasi secara ekonomi terhadap seni karena seni dianggap sebagai nilai budaya yang adiluhung dan wajib dimiliki oleh setiap warga China untuk bisa memahami hakikat kehidupan dengan baik.

Dengan cara seperti itu pula masyarakat China bisa hidup secara bahagia. Maka jangan heran jika kita sering mendengar istilah carilah ilmu sampai ke negeri China. Atau ada nasihat yang memberikan contoh awet muda yang diturunkan oleh masyarakat etnik china.

Hal itu disebabkan oleh kemampuan mereka dalam mengasah berbagai seni yang hidup dalam budaya mereka sehingga seni itu terus hidup, bahkan berkembang dan menjalar ke berbagai penjuru dunia.

Prinsip Hidup Masyarakat China

Selain sistem perekonomian dan nilai seni yang tinggi, ada lagi satu hal yang tidak bisa kita lewatkan tentang China, yakni prinsip hidupnya yang menjunjung tinggi silaturahmi antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.

Bolehlah ditiru gaya pemerintah China membuat agar rakyatnya menghormati orang tua yang masih hidup. Orang tua berhak melaporkan anaknya ke polisi kalau merasa disia-siakan oleh anaknya. Undang-undang ini adalah salah satu cara tetap menghargai apa yang telah dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya.

Hal tersebut bukan berarti anak harus mengikuti apa yang diminta oleh orang tuanya. Melainkan bagaimana seorang anak seharusnya memperlakukan orang tua mereka dengan baik.
Hal itulah yang perlu ditiru oleh masyarakat Indonesia yang justru seringkali menjadikan orang tua sebagai kambing hitam apabila ada suatu hal yang tidak sesuai dengan apa yang dicita-citakannya.

Lebih dari Undang-Undang

Budaya China yang begitu menghormati leluhurnya mungkin sudah dirasakan agak berkurang saat ini. Dengan semakin sibuknya masyarakat China berlomba-lomba menghasilkan uang, uang, dan uang, mereka mungkin dianggap lalai dengan orang tua yang mungkin sudah jompo. Pemerintah China tak ingin para generasi muda lupa kacang akan kulitnya.

Orang Indonesia suatu saat juga mungkin harus punya undang-undang seperti ini walaupun sebenarnya orang Indonesia sudah mempunyai pegangan yang lebih dari sekadar undang-undang di dunia. Ajaran agama dan ajaran sopan santun telah mengajarkan bagaimana menghargai dan menghormati orang tua.

Anak Satu

Luar biasanya jumlah penduduk China selain dipandang sebagai sumber daya manusia pendukung pembangunan, dipandang sebagai kelemahan. Oleh karena itu, pemerintahan China menerapkan kebijaksanaan satu anak untuk satu keluarga. Ternyata, kebijaksanaan ini membuat anak-anak tunggal ini dimanja mati-matian oleh orang tua mereka.

Obesitas serta segalanya yang serba cepat dan serba banyak telah membuat para anak tunggal ini memiliki kepribadian yang agak berbeda dengan orang tua mereka. Dalam ranah inilah, pemerintah mengkhawatirkan akan tumbuh anak-anak "Malin Kundang". Untuk mengantisipasi keadaan ke depan, undang-undang anti penelantaran orang tua pun dibuat.

Belajar dari Sejarah

China penuh dengan cerita. Bangsa China telah mempunyai peradaban selama ribuan tahun lalu. Tak heran bila ada pepatah "belajarlah hingga ke negeri China". Pepatah ini bukan bualan. Ilmu orang China memang hebat. Tentunya bangsa China tak ingin para generasinya lupa dengan hal tersebut. Oleh karena itu, berbagai kegiatan yang akan mengingatkan betapa hebatnya leluhur mereka selalu saja diadakan.

Perhatikanlah film-film produksi orang China, selalu ada adegan yang terselip tentang pentingnya belajar dari sejarah. Semua ilmu pengetahuan yang sudah dikuasai China sekarang diawali dengan mempelajari ilmu-ilmu yang sudah ada, lalu dikembangkan. Jadi, titik tolak kemajuan itu dimulai dari sejarah masa lampau. Begitulah bangsa China mempertahankan dan meningkatkan kemajuan budaya dan kehebatan bangsanya.

Prosesi Pernikahan dan Imlek

Hampir di dalam setiap prosesi ada acara penghormatan kepada leluhur. Misalnya, dalam prosesi pernikahan, kedua pengantin harus melakukan suatu tata cara penghormatan kepada leluhur sebelum melakukan penghormatan kepada orang tua. Keberadaan klenteng, tempat ibadah orang China penganut Konghucu sebenarnya juga merupakan tempat penghormatan bagi leluhur. Mereka berdoa kepada leluhur agar membantu menyelesaikan permasalahan dan memberikan kemakmuran.

Filsafat China


Bangsa China mempunyai banyak filsuf. Salah satunya adalah Konfusius. Ajaran filsafat yang memandang orang dari cara dia menghargai orang lain sangatlah terpatri pada sanubari bangsa China walaupun pada praktiknya mereka tetap mementingkan diri sendiri dulu baru orang lain. Belajar dari pengalaman orang lain adalah salah satu cara belajar yang efektif. Inilah salah satu hal yang sangat digemari oleh orang China.

Oleh karena itu, mereka harus menghargai orang-orang yang umurnya lebih tua. Orang-orang tua tersebut sudah lebih dahulu melihat dunia dan tentunya dapat bercerita tentang dunia. Dari sinilah, pelajaran kehidupan itu didapatkan.

Love to hear what you think!