Data awal dari Kementerian Keuangan Jepang, seperti yang dikutip Financial Times, hari ini, Senin 22 Oktober 2012 mengungkapkan bahwa pengiriman produk dari Negeri Matahari Terbit ke China September lalu turun 14,1 persen dari bulan yang sama 2011. Pada Agustus pun jumlah ekspor Jepang ke Tiongkok turun 9,9 persen dari bulan yang sama tahun lalu.
Data ini menunjukkan bahwa sengketa teritorial antara Jepang dan China dalam beberapa pekan terakhir soal perebutan gugusan pulau kecil di Laut China Timur telah memukul hubungan dagang kedua negara, yang merupakan dua raksasa ekonomi di Asia.
Jepang menyebut kepulauan itu Senkaku, sedangkan China menamainya Diaoyu. Taiwan pun mengklaim pulau-pulau itu sebagai Diaoyutai.
Keputusan Jepang membeli Senkaku dari pihak swasta beberapa pekan lalu mengundang amarah China. Selama berhari-hari berlangsung demonstrasi di Tiongkok, sehingga mengganggu kegiatan produksi di pabrik-pabrik milik para investor Jepang. Muncul pula seruan boikot produk-produk Jepang di China terkait sengketa itu.
Selain sengketanya dengan China, ekspor Jepang pun terpukul oleh menurunnya permintaan di Eropa, yang merupakan salah satu pasar andalan. Sejumlah negara di Eropa tengah berhemat besar-besaran setelah dihantam krisis utang.
Di tingkat global, ekspor Jepang ke mancanegara pun September lalu turun 10,3 persen dari bulan yang sama pada 2011. Ini berdampak pada bertambahnya defisit perdagangan sebesar US$7 miliar, atau sedikit lebih besar dari perkiraan. Tingkat impor naik 4,1 persen setelah Jepang harus membeli lebih banyak minyak dan gas alam untuk menutupi kebutuhan energi setelah sejumlah reaktor nuklir mereka ditutup.
Bagi kalangan pengamat, melemahnya permintaan pasar di Eropa dan sengketa dengan China membuat ekspor Jepang melemah. "Ekspor akan terus menurun dan defisit perdagangan kian bertambah pada Oktober sebagai dampak dari bertambahnya seruan boikot produk Jepang [di China]," kata Naoki Iizuka, pengamat dari Citigroup Global Markets di Tokyo, seperti yang dikutip stasiun berita BBC.
Beberapa produk andalan Jepang yang mengalami penurunan ekspor itu adalah mobil, barang elektronik, dan mesin.
Tweet |