Noda meninjau penjaga kehormatan JSDF di dalam Departemen Pertahanan, dan kemudian menghadiri pertemuan komandan senior JSDF, didampingi Menteri Pertahanan Satoshi Morimoto.
Noda menyampaikan pidato kepada sekitar 180 komandan senior JSDF pada pertemuan tersebut.
Dalam pidato itu, Noda mengatakan ketidakpastian atas lingkungan keamanan di sekitar Jepang meningkat ke peringkat tertinggi karena aktivitas militer negara-negara di sekitarnya, termasuk Korea Utara, China dan Rusia, menjadi lebih aktif, sehingga JSDF harus memantau dan menganalisis negara-negara itu dengan ketat.
Dia terutama menyebutkan bahwa China telah semakin aktif di laut sekitarnya.
Pemerintah Jepang telah mempertukarkan kontrak resmi pembelian Kepulauan Diaoyu dengan keluarga Kurihara, yang disebut sebagai pihak "pemilik pribadi" pulau itu Selasa pagi, meskipun terdapat protes keras dari China.
Pemerintah Jepang akan membayar biaya 2,05 miliar yen ( 26,15 juta dolar AS) dengan dana cadangan pemerintah untuk keluarga Kurihara, yang mengaku memiliki Kepulauan Diaoyu di Laut China Timur.
Menunjukkan kedaulatan tak terbantahkan China atas pulau-pulau itu, dua kapal Survei Kelautan China (CMS) telah mencapai perairan sekitar pulau itu Selasa pagi.
CMS telah menyusun rencana aksi untuk menjaga kedaulatan teritorial dan akan mengambil tindakan menunggu perkembangan situasi.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Osamu Fujimura Senin sore mengumumkan bahwa pemerintah Jepang berharap pembelian pulau itu tidak akan merusak hubungan bilateral dengan China secara keseluruhan.
Kementerian Luar Negeri China bereaksi cepat pada Senin, mengatakan bahwa pembelian Jepang atas pulau-pulau itu adalah ilegal dan tidak sah. China dengan tegas menentang langkah itu.
Presiden China Hu Jintao, dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda di sela-sela pertemuan puncak APEC pada Minggu, membuat sikap yang jelas China dalam hubungannya dengan Jepang dan pada masalah Kepulauan Diaoyu.
Hu menunjukkan bahwa hubungan China-Jepang baru saja menghadapi situasi yang parah karena masalah Kepulauan Diaoyu.
Tweet |